www.lineberita.id – Peluncuran program Cegah Tawuran (CETAR) yang dilakukan oleh Polres Tangerang Selatan menawarkan harapan baru bagi generasi muda. Dilaksanakan di arena Car Free Day Bintaro, program ini bertujuan untuk mereduksi tindak kekerasan di kalangan pelajar, sehingga generasi penerus dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman.
Dengan kekhawatiran yang meningkat akan maraknya tawuran pelajar di wilayah Jabodetabek, termasuk Tangerang Selatan, program ini hadir sebagai solusi preventif. Kepolisian setempat menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam menangani permasalahan ini.
Kepala Polres Tangerang Selatan, AKBP Victor D.H. Inkiriwang, mengungkapkan pentingnya mendidik pelajar untuk menjauhi kekerasan. Ia menekankan bahwa pelajar adalah aset masa depan dan harus dilindungi dari berbagai bentuk kenakalan remaja yang dapat merusak masa depan mereka.
Pentingnya Program Preventif dalam Mengatasi Tawuran Pelajar
Program CETAR bukan hanya berfokus pada pencegahan tawuran, melainkan juga mencakup edukasi mengenai berbagai isu serius lainnya, termasuk bahaya narkoba, pinjaman online, dan judi. Melalui program ini, Polres Tangerang Selatan berharap dapat membangun kesadaran yang lebih baik di kalangan pelajar.
Menurut Victor, strategi yang digunakan dalam program ini bersifat kolaboratif dan preventif. Hal ini melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI-Polri, akademisi, dan tokoh masyarakat yang berperan aktif dalam penyuluhan di sekolah-sekolah.
Implementasi dari program ini juga melibatkan dukungan aktif dari orang tua. Dengan adanya kanal pelaporan publik melalui nomor 110, orang tua didorong untuk melaporkan jika mereka menemukan tanda-tanda kekerasan atau perilaku mencurigakan dari anak mereka.
5 Pilar Mengajar: Pendekatan Kolaboratif yang Efektif
Sebagai bagian dari program CETAR, terdapat inisiatif “5 Pilar Mengajar” yang melibatkan berbagai unsur masyarakat. Setiap elemen memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi dan edukasi kepada generasi muda.
Kelima pilar ini termasuk TNI, Polri, Forkopimda, akademisi, serta tokoh agama dan pengusaha. Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat tercipta kesatuan dalam memberikan solusi bagi dinamika yang dihadapi pelajar saat ini.
Program ini telah berjalan selama tujuh bulan dan telah memiliki duta CETAR di setiap sekolah. Duta ini terdiri dari guru, ketua OSIS, dan orang tua yang dilatih untuk menyebarkan informasi penting dan mendukung kegiatan program.
Patroli dan Deteksi Dini Sebagai Langkah Pengamanan
Patroli di titik-titik rawan juga menjadi bagian dari langkah preventif yang diambil oleh Polres Tangerang Selatan. Dengan aktif terjun ke lapangan, polisi dapat mengidentifikasi dan mencegah potensi masalah sebelum berkembang menjadi kejadian yang lebih serius.
Dengan membuka kanal pelaporan, Polres tidak hanya mengandalkan tindakan reaktif, tetapi juga melakukan deteksi dini. Ini penting untuk menjaga situasi tetap kondusif dan memberikan keamanan bagi semua pelajar.
Victor menekankan bahwa partisipasi orang tua dalam memantau perilaku anak adalah kunci untuk menjaga keamanan. Kesadaran dan keterlibatan orang tua diharapkan dapat mendorong keterbukaan komunikasi antara anak dan orang tua.
Dukungan Pemerintah dan Masyarakat: Kunci Keberhasilan Program CETAR
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, menyatakan dukungan penuhnya terhadap program CETAR. Ia percaya bahwa program ini akan sangat efektif dalam mengurangi angka tawuran antarpelajar yang selama ini menjadi perhatian.
Menurut Benyamin, angka tawuran di wilayahnya sudah mendekati nol, namun ini tidak berarti bahwa usaha untuk mencegah harus dihentikan. Keberlanjutan program ini sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat.
Peluncuran CETAR di Car Free Day juga merupakan langkah awal dari rencana yang lebih besar. Benyamin mengungkapkan harapannya bahwa program ini dapat diperluas dalam skala lebih besar di masa mendatang untuk menjangkau lebih banyak pelajar dan masyarakat.