LEBAK – Seorang nelayan berinisial YP (31) asal Binuangen, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, kini harus menghadapi konsekuensi hukum setelah tertangkap tangan memiliki ribuan butir obat keras yang tidak memiliki izin edar. Penangkapan ini dilakukan oleh Satresnarkoba Polres Lebak, berkat laporan dari masyarakat yang resah akan peredaran obat ilegal di wilayah tersebut.
Kepala Satresnarkoba Polres Lebak, AKP Epi Cepiana, mengungkapkan bahwa mereka mengawali investigasi setelah menerima informasi dari warga. “Tim kami melakukan penyelidikan mendalam hingga akhirnya mengarah kepada YP. Penangkapan dilakukan di rumahnya,” jelas Epi Cepiana dalam keterangan yang diterima pada hari Sabtu (17/5/2025).
Dalam operasi tersebut, petugas berhasil menyita total 1.344 butir obat keras dari YP. Barang bukti yang diamankan terdiri dari 260 butir Hexymer dan 1.084 butir Tramadol HCL. Kedua jenis obat ini diketahui sering disalahgunakan sebagai narkotika, sehingga menambah kekhawatiran publik terhadap penggunaan obat-obatan terlarang.
Berkaitan dengan hal ini, Epi menambahkan bahwa saat ini tersangka dan barang bukti telah diamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut di Polres Lebak. “Kami memastikan akan menindak tegas peredaran obat ilegal ini, mengingat dampak negatifnya terhadap masyarakat,” tambahnya.
YP, sebagai tersangka, kini dihadapkan pada pasal 435 Junto Pasal 138 ayat (2) dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Tersangka bisa terancam hukuman penjara hingga 12 tahun, suatu masa yang cukup lama dan akan sangat mempengaruhi kehidupannya serta keluarganya.
Isu peredaran obat tanpa izin memang cukup menjadi perhatian di seluruh Indonesia, terutama di kalangan masyarakat yang membutuhkan perlindungan dari penggunaan obat-obatan yang tidak terkontrol. Keberadaan obat-obatan keras yang beredar bebas sangat berbahaya, tidak hanya bagi individu yang mengkonsumsinya tetapi juga bagi lingkungan sekitar. Fenomena ini menunjukkan perlunya kesadaran dan tindakan lebih lanjut dari pemerintah dan pihak berwenang dalam menanggulangi peredaran obat ilegal.
Keberanian masyarakat untuk melaporkan aktivitas mencurigakan seperti ini patut diapresiasi. Dukungan dari masyarakat menjadi kunci dalam perang melawan narkoba sekaligus obat-obatan keras ilegal. Dengan adanya kerjasama antara warga dan penegak hukum, diharapkan peredaran obat ilegal dapat diminimalisasi dan masyarakat dapat hidup lebih aman dan sehat.
Maraknya berita mengenai penangkapan pelanggaran hukum terkait obat-obatan keras menunjukkan bahwa pihak berwenang tidak tinggal diam. Penegakan hukum yang tegas diharapkan bisa membawa efek jera bagi pelaku maupun calon pelanggar. Upaya ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua.
Ke depan, sangat dibutuhkan kolaborasi yang lebih erat antara instansi terkait dan masyarakat dalam menangani permasalahan ini. Edukasi dan sosialisasi mengenai bahaya obat yang tidak terdaftar dan bagaimana cara melaporkannya perlu ditingkatkan agar semua pihak bisa berperan aktif dalam membangun masyarakat yang sehat.
Penulis: Sandi Sudrajat
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd