SERANG – Dunia ojek online di Kota Serang dikejutkan oleh penemuan mayat seorang pria di sebuah warung makan yang terletak di Jalan KH. Abdul Fatah Hasan No. 33, Sumurpecung, Kecamatan Serang, pada hari Senin, 19 Mei 2025. Penemuan ini membangkitkan berbagai reaksi di antara para pengemudi ojek dan masyarakat setempat.
Korban, yang diyakini tidak memiliki identitas, diperkirakan adalah seseorang yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ) dan sering tidur di tempat tersebut. Dari ciri-ciri yang terlihat, korban memiliki rambut ikal dan mengenakan celana jeans pendek serta kaos yang tampak lusuh, memperlihatkan bahwa ia telah lama hidup di jalanan.
Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlentang di atas bale bambu, sebuah tempat yang mungkin menjadi lokasi istirahatnya. Di sampingnya, ditemukan beberapa kantung yang kemungkinan dipakai oleh korban. Temuan ini tidak hanya menyoroti kondisi mayat, tetapi juga kehidupan sehari-hari yang penuh tantangan yang mungkin dialami oleh ODGJ di daerah tersebut.
Menurut Jazuli, seorang warga yang menjadi saksi mata, pengemudi ojek online sudah melihat korban dalam keadaan sakit sebelum kejadian tersebut. Ia menyebutkan, “Tadinya pengemudi ojek online liat sudah sakit. Pas tadi jam 10 an meninggal. Yang tahu ojek online biasa mangkal di sini.” Keterangan ini menunjukkan bahwa para pengemudi ojek online memiliki interaksi yang cukup dekat dengan masyarakat, sehingga dapat menjadi sumber informasi mengenai keadaan di lingkungan sekitar.
Setelah penemuan ini, petugas dari Dinas Sosial Kota Serang dan INAFIS dari Bidokkes Polda Banten segera datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi jenazah. Jenazah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Banten untuk proses lebih lanjut. Tindakan cepat dari pihak berwenang menunjukkan kepedulian terhadap nasib yang lebih baik bagi mereka yang mengalami gangguan jiwa, serta upaya menjaga keselamatan masyarakat.
Kasus ini membuka mata kita mengenai isu kesehatan mental dan tantangan yang dihadapi oleh ODGJ. Banyak masyarakat mungkin tidak menyadari bahwa mereka yang mengalami gangguan jiwa dapat hidup di antara kita tanpa mendapatkan perhatian yang cukup. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk membantu mereka?
Penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental. Dengan memberikan dukungan dan pemahaman kepada ODGJ, kita berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan peduli. Masyarakat harus diberdayakan untuk memberi perhatian lebih kepada sesama, terutama kepada mereka yang berada dalam situasi yang kurang beruntung.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran, diharapkan akan ada lebih banyak inisiatif dari pihak berwenang untuk menangani masalah kesehatan mental dan menyediakan tempat perlindungan bagi ODGJ. Tak hanya itu, kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif.
Ke depan, akan sangat diharapkan bahwa penanganan ODGJ tidak lagi menjadi sebuah isu terabaikan, melainkan sebuah perhatian bersama yang harus dihadapi dengan serius untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih manusiawi.
Penulis: Audindra
SERANG – Dunia ojek online di Kota Serang dikejutkan oleh penemuan mayat seorang pria di sebuah warung makan yang terletak di Jalan KH. Abdul Fatah Hasan No. 33, Sumurpecung, Kecamatan Serang, pada hari Senin, 19 Mei 2025. Penemuan ini membangkitkan berbagai reaksi di antara para pengemudi ojek dan masyarakat setempat.
Korban, yang diyakini tidak memiliki identitas, diperkirakan adalah seseorang yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ) dan sering tidur di tempat tersebut. Dari ciri-ciri yang terlihat, korban memiliki rambut ikal dan mengenakan celana jeans pendek serta kaos yang tampak lusuh, memperlihatkan bahwa ia telah lama hidup di jalanan.
Saat ditemukan, korban dalam keadaan terlentang di atas bale bambu, sebuah tempat yang mungkin menjadi lokasi istirahatnya. Di sampingnya, ditemukan beberapa kantung yang kemungkinan dipakai oleh korban. Temuan ini tidak hanya menyoroti kondisi mayat, tetapi juga kehidupan sehari-hari yang penuh tantangan yang mungkin dialami oleh ODGJ di daerah tersebut.
Menurut Jazuli, seorang warga yang menjadi saksi mata, pengemudi ojek online sudah melihat korban dalam keadaan sakit sebelum kejadian tersebut. Ia menyebutkan, “Tadinya pengemudi ojek online liat sudah sakit. Pas tadi jam 10 an meninggal. Yang tahu ojek online biasa mangkal di sini.” Keterangan ini menunjukkan bahwa para pengemudi ojek online memiliki interaksi yang cukup dekat dengan masyarakat, sehingga dapat menjadi sumber informasi mengenai keadaan di lingkungan sekitar.
Setelah penemuan ini, petugas dari Dinas Sosial Kota Serang dan INAFIS dari Bidokkes Polda Banten segera datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi jenazah. Jenazah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Banten untuk proses lebih lanjut. Tindakan cepat dari pihak berwenang menunjukkan kepedulian terhadap nasib yang lebih baik bagi mereka yang mengalami gangguan jiwa, serta upaya menjaga keselamatan masyarakat.
Kasus ini membuka mata kita mengenai isu kesehatan mental dan tantangan yang dihadapi oleh ODGJ. Banyak masyarakat mungkin tidak menyadari bahwa mereka yang mengalami gangguan jiwa dapat hidup di antara kita tanpa mendapatkan perhatian yang cukup. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah untuk membantu mereka?
Penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental. Dengan memberikan dukungan dan pemahaman kepada ODGJ, kita berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan peduli. Masyarakat harus diberdayakan untuk memberi perhatian lebih kepada sesama, terutama kepada mereka yang berada dalam situasi yang kurang beruntung.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran, diharapkan akan ada lebih banyak inisiatif dari pihak berwenang untuk menangani masalah kesehatan mental dan menyediakan tempat perlindungan bagi ODGJ. Tak hanya itu, kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif.
Ke depan, akan sangat diharapkan bahwa penanganan ODGJ tidak lagi menjadi sebuah isu terabaikan, melainkan sebuah perhatian bersama yang harus dihadapi dengan serius untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih manusiawi.
Penulis: Audindra