www.lineberita.id – Dalam sebuah demonstrasi yang penuh emosi, sejumlah ibu-ibu dari karyawan PT Bungasari Flour Mills menggelar aksi di depan Rumah Dinas Walikota Cilegon. Mereka mengandalkan keberanian dan dorongan kebutuhan sehari-hari untuk menuntut hak suami-suami mereka yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Aksi tersebut berlangsung pada Kamis, 26 Juni 2025, dan dihadiri oleh puluhan orang, baik laki-laki maupun perempuan. Mereka menunggu kehadiran Walikota Cilegon, Robinsar, sambil membawa spanduk dengan berbagai tuntutan yang mengekspresikan kekecewaan dan harapan mereka.
Ketidakpastian dan kesedihan melanda para istri yang merasa sangat terdampak dengan keputusan PHK yang diambil oleh perusahaan. Nurul Indriyati, salah seorang perwakilan, menyatakan betapa beratnya beban yang mereka hadapi.
Pembacaan Tuntutan di Depan Rumah Dinas Walikota Cilegon
Dalam demonstrasi tersebut, para ibu menuntut kejelasan mengenai hak-hak yang seharusnya diterima oleh suami mereka setelah di-PHK. “Hak suami saya tidak keluar,” ungkap Nurul dengan suara bergetar.
Ia menuntut agar gaji dan tunjangan suaminya segera dikeluarkan dari pihak pabrik. Kekecewaan ini semakin mendalam saat mereka mendengar informasi bahwa seharusnya hak tersebut tidak terganggu akibat aksi mogok kerjanya.
“Kami tidak ingin keadaan ini berlanjut, karena kami tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa dukungan dari suami,” tambahnya.
Reaksi Ibu-Ibu Terhadap Persoalan PHK
Rizki Eviasari, ibu dari anak-anak yang suaminya juga terkena PHK, berbagi kisah serupa. Ia menekankan bahwa mereka hanya ingin hak-hak karyawan dihormati dan dipenuhi. “Jika mereka di-PHK, segala hak harus diberikan,” ujarnya dengan tegas.
Rizki pun berharap agar perusahaan dapat mengambil langkah yang adil bagi seluruh karyawan. Ia merasa sangat terpukul dengan keadaan ini dan ingin situasi segera mendapatkan perhatian pemangku kepentingan.
“Kami berharap Pemkot Cilegon memediasi dan membantu kami agar hak-hak suami kami dipenuhi,” imbuhnya. Rasa percaya diri mereka untuk diperjuangkan di tengah ketidakpastian ekonomi adalah sesuatu yang bisa dicontohkan.
Harapan Masyarakat Terhadap Tindakan Pemerintah
Keinginan para ibu ini bukan sekadar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga mengembalikan martabat suami mereka sebagai pencari nafkah keluarga. Mereka berharap Pemerintah Kota Cilegon dapat memberikan solusi dan mendengarkan aspirasi mereka.
“Kami hanya ingin kejelasan dari pihak perusahaan,” kata Nurul lagi. Elemen komunikasi yang baik antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini.
Dengan menggelar demonstrasi ini, mereka tidak hanya berjuang untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk masa depan keluarga mereka. Suara mereka berusaha mengangkat isu kekeluargaan dan keadilan sosial yang sering kali terabaikan.
Perjuangan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Dalam situasi yang penuh tantangan ini, banyak dari mereka yang merasa tertekan. Ketidakpastian ekonomi secara langsung mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Uang yang biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar kini tidak ada lagi akibat PHK yang mendasar.
Dengan semangat yang berkobar, para ibu ini menunjukkan bahwa mereka berani untuk bersuara demi keadilan. “Kami ingin memberi harapan kepada anak-anak kami,” lanjut Rizki, menegaskan motivasi di balik aksi mereka.
Perjuangan mereka mencerminkan harapan bahwa tanpa adanya tindakan dari pemerintah dan perusahaan, masalah ini tidak akan bisa terselesaikan. Masyarakat pun diajak untuk memahami situasi ini lebih dalam dan mendukung para karyawan serta keluarganya.