Lantunan doa istighosah menggema di Masjid Ashabul Kahfi, Kampung Cibetus, saat warga setempat berkumpul untuk memohon pertolongan. Dalam suasana dingin dan hujan, puluhan jamaah menengadahkan tangan, berharap doanya sampai kepada Sang Pencipta. Momen ini menjadi simbol solidaritas mereka dalam menghadapi ketidakadilan yang telah berlangsung lama di sekitar mereka.
Ritual istighosah ini bukan sekadar tradisi; ini adalah refleksi dari frustrasi kolektif yang telah memuncak. Dengan 17 warga yang terjerat masalah hukum akibat protes terhadap PT Sinar Ternak Sejahtera, tidak bisa dipungkiri bahwa masalah lingkungan telah membuat mereka bersatu. Pertanyaannya adalah, sampai kapan warga harus menanggung beban ketika suara mereka tak juga didengar?
Perjuangan Warga Cibetus: Kehidupan yang Terus Tertekan oleh Lingkungan
Kondisi lingkungan yang buruk akibat bau dan dampak dari kandang ayam milik PT STS telah mengganggu kehidupan warga. Protes yang dilakukan pada 24 November 2024 tersebut, meskipun dilakukan dengan harapan, berujung pada penangkapan yang menambah ketegangan di desa. Hal ini menyisakan duka yang mendalam dan pertanyaan tentang keadilan bagi mereka.
Sebagai contoh, dari 17 warga yang terjerat kasus, lima di antaranya adalah anak-anak di bawah umur. Penangkapan ini menimbulkan dampak psikologis yang mendalam bagi keluarga dan anak-anak mereka. Banyak di antara mereka yang sekarang merasakan trauma dan kecemasan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi Warga untuk Memperjuangkan Ruang Hidup yang Layak
Strategi warga untuk memperjuangkan hak mereka dihadapkan dengan tantangan dan birokrasi yang rumit. Mumu, kakak dari dua terdakwa, mengungkapkan bagaimana ia kini berperan sebagai tulang punggung keluarga setelah penahanan adiknya. Bekerja dua kali lipat untuk menghidupi keluarga, ia menjadi contoh nyata dari perjuangan untuk bertahan hidup di tengah krisis.
Di sisi lain, Uliawati, istri dari salah satu terdakwa, harus berjualan makanan keliling sambil menggendong anaknya di waktu-waktu sulit seperti ini. Mereka tidak hanya harus memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga menjalani perjalanan panjang ke Pengadilan Negeri Serang. Di sinilah dorongan untuk memperbaiki situasi sosial dan lingkungan menjadi lebih signifikan.
Perjuangan warga Cibetus menggambarkan dinamika sosial yang kompleks dan pencarian keadilan yang tidak hanya terjadi di level individu tetapi juga kolektif. Meskipun proses pidana berlangsung, aspirasi untuk lingkungan yang bersih dan nyaman perlu terus digaungkan agar hak-hak mereka tidak dilupakan.